SISWA HARUS BELAJAR DI ATAP BANGUNAN UNTUK PEROLEH SINYAL INTERNET

Lantaran kesulitan mengakses jaringan internet untuk mengerjakan tugas sekolah,  sejumlah siswi SMPN 4 Bawang,  Kabupaten Batang. Terpaksa harus belajar di atas genting atau atap sebuah bangunan.  Hal tersebut dilakukan karena merupakan satu-satunya lokasi di desa yang bisa menangkap sinyal internet.

Sejumlah pelajar warga Dusun Sigemplong, Desa Pranten, Kecamatan Bawang  terlihat serius berdiri di atas atap bangunan sebuah wc umum untuk mencari sinyal guna menangkap jaringan internet. Lima siswi pelajar SMPN 4 Bawang ini nampak menggerakan gawainya kesana kemari demi bisa masuk jaringan hot spot milik sekolah yang berjarak  dua kilometer dari dusun yang berbukit-bukit. Para siswa ini sangat terbantu dengan adanya wifi yang baru dipasang oleh pihak sekolah. Meskipun harus bertarung dengan bahaya karena tempat inilah satu-satunya lokasi yang bisa dijangkau oleh sinyal.

Sebelum pihak sekolah memasang perangkat wifi atau hot spot gratis. Puluhan pelajar yang berasal dari 4 dusun, yakni Rejosari, Pranten, Sigemplong dan dusun Bintoro Mulyo mengaku kesulitan belajar secara daring di masa pandemi atau sebelum ada pandemi covid-19 . Selain lokasi dusun sangat terpencil, yakni berjarak 60 kilometer dari pusat kabupaten, daerah ini sejak dulu juga kesulitan mengakses layanan publik karena infrastruktur belum sepenuhnya menjangkau.

Pihak sekolah sendiri menggunakan dana BOS kinerja dari pemerintah pusat sebesar Rp. 16,7 juta untuk memasang antena mikrotik dan menyebarkanya ke 4 dusun terdekat. Harapanya dengan adanya wifi gratis,  para siswa bisa terbantu untuk mengerjakan tugas dan belajar di rumah.

Meski wifi untuk para pelajar di lereng gunung prau ini gratis,  namun penggunaanya sangat dibatasi yakni sebesar 1,5 mbps saja  itupun hanya untuk keperluan belajar  seperti mengakses aplikasi whatsapp,  situs pendidikan  dan youtube terfilter sehingga penggunaan di luar kegiatan belajar seperti games dan lainya tidak bisa.

(Romi Suharto/Batik TV)