Festival Bor Suro Krapyak Pekalongan, Bangkitkan Tradisi Lama

Guna memperingati 10 Muharam 1441 H Festival Bor Suro digelar di Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Senin malam (9/9/2019). Acara yang mengusung tema Bumbu-Bumbu Persatuan ini bertujuan memperkenalkan kuliner tradisional Krapyak melalui ajang festival sekaligus untukmenjalin tali silaturahmi dan mengembangkan potensi, kreativitas, dan budaya di daerah Krapyak.

Acara yang dibuka dengan penampilan kesenian dan pentas budaya ini dibagikan 1.000 bor (bubur) suro secara gratis. Wakil Walikota Pekalongan turut hadir menyaksikan Festival Bor Suro, membagikan hadiah lomba menggambar, dan ikut serta dalam diskusi kuliner yang mengundang beberapa narasumber salah satunya Pakar Kuliner Chef Indonesia, Siska Soewitomo.

Menurut Wakil Walikota Pekalongan H A Afzan Arslan Djunaid melihat bahwa festival ini menjadi suatu event kebangkitan. Pasalnya Festival Bor Suro ini jadi event pertama yang digagas oleh generasi muda untuk membangkitkan tradisi lama. Ini menjadi aksi nyata untuk membangkitkan budaya dan tradisi terkait kuliner, terlihat animo masyarakat untuk menyaksikan festival ini luar biasa, bahkan panitia sempat kewalahan. dirinya  berpesan, melalui bubur suro ini generasi sekarang dapat mengenal kuliner lama agar tidak hilang ke depannya. Festival Bor Suro yang jadi pergerakan pemuda ini harus orang tua dukung. Semoga ke depannya semakin sadar untuk menjaga tradisi dan budaya.
 
Pakar Kuliner Chef Indonesia, Siska Soewitomo mengaku sangat terkesan dengan penyelenggaraan Festival Bor Suro di Kelurahan Krapyak ini. Sebuah daerah memperingati bulan Suro dengan menampilkan bubur yang kita kenal sejak dulu yang dibuat oleh nenek moyang kita. Ini sangat istimewa. dirinya sempat berkunjung kerumah ibu-ibu yang membuat bubur suro, mereka dengan  senang hati membuatnya dengan perasaan happy dan gembira, Menariknya lagi menurutnya, masyarakat memasak bubur dengan cinta, rasa bubur yang gurih dipadu dengan aneka lauknya sangat lezat dinikmati bersama. Untuk anak kecilpun bisa menyantap ini tanpa lauk. Tradisi atau Festival Bor Suro ini harus terus dilestarikan ke depannya.

(Reporter: Romi Suharto)