Angka Stunting di Kota pekalongan Naik 2,5% Saat Pandemi

Kasus stunting di Kota Pekalongan pada 2020 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi itu disebabkan munculnya pandemi Covid-19 yang berkepanjangan sepanjang tahun lalu. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, balita yang mengalami stunting sepanjang tahun 2020 ada 9,4 persen meningkat tajam di bandingkan tahun 2019 dengan angka 6,8 persen atau naik sebesar 2,5 persen.
Dengan adannya Rembug Penanganan Stunting yang menjadi bagian komitmen secara nasional bahwa dengan masih tingginya angka stunting di Indonesia,maka perlu ada percepatan penanganan kasus ini. Sesuai arahan Presiden Jokowi sampai dengan tahun 2024 angkanya tidak lebih dari 17 persen, tetapi di Kota Pekalongan sudah dibawah angka tersebut. Secara pengukuran di lapangan oleh masyarakat sekitar 9 persen atau sekitar 1.112 , tetapi kecenderungannya pada saat pandemi Covid-19 tentunya menjadi perhatian yang lebih untuk bersama-sama agar kasus stunting ini tidak meningkat lagi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto,menjelaskan,Kota Pekalongan menjadi daerah perintis untuk penanganan stunting. Penanganan stunting ini menjadi prioritas secara nasional karena hal ini berkaitan dengan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu daerah. Oleh karena itu, rembug penanganan stunting ini dimaksudkan untuk menggalang komitmen penanganan stunting di Kota Pekalongan, dimana saat ini angka stunting di Kota Pekalongan sebesar 9,4 persen (2020) yang meningkat lebih tajam dibandingkan tahun 2019 yaitu meningkat sekitar 2,5 persen, sebelumnya angkanya adalah 6,8 persen.
Dinkes berharap stakeholders terkait bisa lebih fokus lagi baik dalam penanganan pola asuh anak, kecukupan gizi di masyarakat, dan beberapa komponen penyakit penyerta yang harus ditanggulangi, pengetahuan masyarakat mengenai pemenuhan gizi juga menjadi peran penting dan perhatian bersama.(Romi/BatikTV)
Dengan adannya Rembug Penanganan Stunting yang menjadi bagian komitmen secara nasional bahwa dengan masih tingginya angka stunting di Indonesia,maka perlu ada percepatan penanganan kasus ini. Sesuai arahan Presiden Jokowi sampai dengan tahun 2024 angkanya tidak lebih dari 17 persen, tetapi di Kota Pekalongan sudah dibawah angka tersebut. Secara pengukuran di lapangan oleh masyarakat sekitar 9 persen atau sekitar 1.112 , tetapi kecenderungannya pada saat pandemi Covid-19 tentunya menjadi perhatian yang lebih untuk bersama-sama agar kasus stunting ini tidak meningkat lagi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto,menjelaskan,Kota Pekalongan menjadi daerah perintis untuk penanganan stunting. Penanganan stunting ini menjadi prioritas secara nasional karena hal ini berkaitan dengan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu daerah. Oleh karena itu, rembug penanganan stunting ini dimaksudkan untuk menggalang komitmen penanganan stunting di Kota Pekalongan, dimana saat ini angka stunting di Kota Pekalongan sebesar 9,4 persen (2020) yang meningkat lebih tajam dibandingkan tahun 2019 yaitu meningkat sekitar 2,5 persen, sebelumnya angkanya adalah 6,8 persen.
Dinkes berharap stakeholders terkait bisa lebih fokus lagi baik dalam penanganan pola asuh anak, kecukupan gizi di masyarakat, dan beberapa komponen penyakit penyerta yang harus ditanggulangi, pengetahuan masyarakat mengenai pemenuhan gizi juga menjadi peran penting dan perhatian bersama.(Romi/BatikTV)