KERANJANG TAKAKURA, ALAT PRAKTIS KELOLA SAMPAH ORGANIK JADI KOMPOS

Warga Bandengan Kecamatan Pekalongan Utara,Kota Pekalongan belajar membuat kompos dengan metode Takakura. Metode Takakura ini metode pengolahan sampah yang mengandalkan fermentasi untuk mengurai sampah, sehingga sampahnya tidak berbau.

Lurah Bandengan,Mohamad Abidin menjelaskan bahwa seperti namanya, metode keranjang takakura ini menggunakan keranjang sebagai wadah utama pembuatan komposnya. Beberapa bahan lainnya yang diperlukan adalah kardus bekas, dua kantong gabah, kompos, biang kompos EM4, dan tentunya seperangkat keranjang takakura. Awalnya, pengenalan keranjang takakura ini di Kelurahan Bandengan dikenalkan oleh Yayasan Yayasan Bina Karta Lestari (Bintari) yang telah menjalin mitra dengan Kelurahan Bandengan selama 2 tahun ini dalam beberapa kegiatan masyarakat berkelanjutan baik di bidang pengelolaan lingkungan maupun ketahanan pangan.

Menurut Abidin,metode penggunaan keranjang takakura ini tidak memerlukan lahan yang luas dan kapasitasnya cocok dengan volume sampah domestik yang dibuang oleh rumah tangga sehari-harinya. Dengan metode ini, sampah organik rumah tangga dapat dikelola dengan mudah, tidak menimbulkan bau, tidak menyita banyak waktu dalam pemrosesannya dan hasilnya langsung bisa dimanfaatkan.
 
Abidin menambahkan, dalam prakteknya kepada warganya, Bintari memfasilitasi penyediaan 33 buah keranjang takakura yang dibagikan kepada setiap RT 1 buah yang bisa menampung pengolahan sampah organik rumah tangga maksimal 7 orang untuk menjadi pupuk kompos yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman. Adapun jenis sampah yang bisa masuk dalam keranjang takakura ini antara lain sisa nasi,sayuran,kulit buah,sisa daging,sisa ikan, sisa tempe, ampas kelapa,dan ampas teh. (Irva/BatikTV)