Klaster SMAN 4 Dipastikan Bukan Karena Pembelajaran Tatap Muka

Muncul klaster penularan Covid-19 di SMAN 4 Pekalongan, namun ini bukan karena adanya Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Kasus Covid-19 muncul di SMAN 4 usai salah seorang guru yang sakit atau memiliki gejala panas berangkat ke sekolah.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Dr Slamet Budiyanto SKM MKes saat dikonfirmasi di Ruang Amarta Setda, Rabu (2/6/2021). "Berdasarkan hasil penyidikikan tim epidemologi kasusnya tak langsung banyak. Awal infonya, seorang guru sakit atau gejala panas. Kepala sekolah setempat menyayangkan hal tersebut, kenapa sudah tau sakit kok tetap masuk," terang Budi.

Lanjut Budi menceritakan bahwa guru tersebut takut jika tidak masuk karena ia masih GTT, kendati demikian ia juga takut memeriksakan kondisinya untuk meminta surat keterangan sakit. Ketakutannya adalah jika ia dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. "Karena guru tersebut masuk akhirnya tiga orang guru yang kontak erat diswab dan dinyatakan terkonfirmasi lositif Covid-19. Kemudian tujuh orang diswab lagi pada tanggal 28 Mei dan 1 positif," papar Budi.

Budi membeberkan bahwa berdasarkan hasil itu kesepakatan sekolah bahwa semua harus diswab, sehingga tanggal 31 Mei 2021 kemaren sebanyak 56 guru diswab dan hasilnya 33 positif Covid-19.

"Kami masih koordinasi terus penanganannya. Jika mereka dapat isolasi mandiri di lingkungannya tidak masalah, bisa juga di tempat yang disediakan Pemkot Pekalongan di Gedung Pusdiklat yang bisa menampung 21," jelas Budi.

Kaitannya dengan vaksin, Budi membenarkan bahwa para guru sudah disuntik vaksin tahap satu dan harusnya tanggal 5 Juni 2021 nanti vaksin tahap kedua. "Ini dimungkinkan masih ada pengembangan lebih lanjut karena masih ada guru yang belum diswab," pungkas Budi.(BatikTV)