MENILIK SUKA-DUKA PARA PEMBATIK TRADISIONAL

 

Di balik elegannya busana batik yang kita gunakan, terselip kisah jerih payah dan tetesan keringat para pembatik memindahkan malam dari wajan ke kain menggunakan canting. Jerih-payah mereka nyata ada, tetapi kerap dilupakan.Selain itu membatik bagi semua orang tak mudah dilakukan jika tidak memiliki keterampilan tertentu. Hal tersebut berbeda dengan Catun, warga Kota Pekalongan yang sudah mengabdikan separuh hidupnya untuk membatik sejak usianya 10 tahun hingga kini menginjak kepala 5.

Suka duka dalam membatikpun sudah ia rasakan, namun semangatnya seakan tak pernah surut. Bahkan dengan upah 40 ribu, Catun membatik dengan sepenuh hati selama seharian penuh. Dengan kemahirannya dalam membatik, Catun mengaku untuk mengerjakan satu kain batik tulis diperlukan waktu setengah bulan.

Berbeda dengan Catun dan batik tulisnya, Mashudi yang merupakan warga Krapyak Pekalongan Utara selama 16 tahun sudah mengabdikan hidupnya menjadi pengrajin batik cap. Menurutnya batik cap tersebut lebih mudah dikerjakan. Bahkan dalam satu hari jika motif capnya dirasa mudah, dirinya bisa mengerjakan hingga 20 kain batik. 
 
 
(Irva Febriani)