Sosialisasi Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah Melalui Pagelaran Wayang

Kota Pekalongan - Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Tegal bekerja sama dengan Komisi XI DPR-RI menyelenggarakan kegiatan sosialisasi Cinta, Bangga dan Paham Rupiah melalui pagelaran wayang kulit di GOR Jetayu Kota Pekalongan, Jumat malam (24/2/2023). Acara ini sebagai media sosialisasi cinta bangga dan paham rupiah sekaligus hiburan bagi masyarakat dalam menguri-uri budaya Jawa, salah satunya melalui wayang kulit.

Memainkan lakon " Semar Mbangun Jiwo" oleh Dalang Ki Mangun Yuwono, Hadir Aggota DPR RI Komisi XI, Profesor Dr Hendrawan Supratikno, Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah, Agung Satria Hermawan, Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, anggota DPRD Kota Pekalongan, Ismet Inonu, Deputi Kantor Perwakilan Wilayah BI Tegal, Teguh Priyono, dan sejumlah masyarakat setempat.

Walikota Aaf, sapaan akrabnya menyampaikan apresiasi bahwa, melalui sosialisasi ini dengan menggunakan media wayang kulit, selain untuk mengedukasi cinta bangga dan paham rupiah, sekaligus bisa merawat budaya lokal dan bisa menghibur masyarakat yang hadir.

"Saya tekankan kepada masyarakat khususnya generasi muda mari bersama-sama merawat budaya daerah. Jangan sampai budaya asli daerah sendiri kalah bersaing dengan budaya barat atau budaya negara lain. Mudah-mudahan, ini menjadi semangat kita bersama untuk tetap mencintai produk asli Indonesia, termasuk mata uang Indonesia, Rupiah," ucap Aaf.

Menurutnya, wayang kulit masih menjadi media yang efektif dan digandrungi masyarakat Kota Pekalongan, selain kesenian hiburan lain seperti orkesan, keroncong atau yang lainya. Sehingga, media wayang kulit ini dinilai masih efektif menjadi sarana sosialisasi untuk menggelorakan cinta, bangga, dan paham rupiah.

"Kegiatan sosialisasi cinta, bangga dan paham rupiah ini merupakan kegiatan yang sangat bagus untuk memberi pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat agar lebih cinta dan bangga terhadap rupiah, terlebih rupiah merupakan nilai tukar mata uang Indonesia yang sejak dini perlu ditanamkan pemahaman kepada generasi penerus agar bisa menggunakan uang dengan bijak,"tegasnya.

Sementara itu, Deputi Kantor Perwakilan Wilayah BI Tegal, Teguh Priyono menerangkan bahwa, sosialisasi melalui wayang kulit ini diharapkan bisa mengena sasaran masyarakat Kota Pekalongan, dimana masyarakat dari berbagai kalangan bisa cinta, bangga, dan paham rupiah.

"Cinta dimaknai dengan mereka bisa mengenali, merawat, dan menjaga rupiah. Bangga, diartikan mereka bangga terhadap rupiah sebagai bentuk simbol kedauatan negara. Disitu, ada kaitannya dengan Undang-Undang Dasar, dan Undang-Undang Uang Mata Uang. Disitu, juga ada
 penghormatan terhadap luhur-luhur bangsa Indonesia dengan adanya gambar-gambar tokoh bangsa ini. Kita harus bangga terhadap pahlawan yang sudah berjuang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia," terang Teguh.

Lanjutnya, Paham Rupiah merupakan perwujudan kemampuan Masyarakat memahami peran Rupiah dalam peredaran uang, stabilitas ekonomi, dan fungsinya sebagai alat penyimpan nilai kemampuan.

"Paham terkait potensi penyebaran uang palsu sehingga terhindar dari hal-hal yang merugikan bagi masyarakat itu sendiri," tandasnya. (Irva/Batik TV)