Tradisi Lopisan Ditiadakan, Pedagang Lopis Tetap Ramaikan Momen Syawalan

Pandemi covid-19 yang terjadi saat ini membuat tradisi syawalan di Kota Pekalongan yang biasa dikenal dengan Lopisan yang merupakan tradisi masyarakat kelurahan Krapyak Kecamatan Pekalongan utara dengan membuat lopis berukuran raksasa ditiadakan. Meski demikian sejak H+1 lebaran, pedagang lopis sudah banyak dijumpai disejumlah titik Kota Pekalongan, seperti di Kawasan Budaya Jetayu, Jl Cendrawasih, Jl Imam Bonjol dan tak ketinggalan juga di Jl Jlamprang Kelurahan Krapyak.
Sejumlah pedagang mengaku, mereka tetap meramaikan momen syawalan dengan tetap berjualan lopis, namun dengan ditiadakan tradisi syawalan tersebut sangat berpengaruh terhadap penjualan lopisnya.
Diakui oleh Tri salah seorang penjual lopis, biasanya H-2 tradisi lopis dagangannya sudah banyak diburu masyarakat bahkan bisa menjual hingga 100 buah lopis perharinya. Dan pada penjualan tahun ini mengalami penurunan omset hingga 50 persen.
Untuk satu buah lopis dijual dengan harga kisaran 8-10 ribu rupiah, namun jika ingin menambah kenikmatan rasa lopis tersebut, anda bisa membeli lopis yang sudah dipotong kecil-kecil oleh penjualnya dengan dilengkapi parutan kelapa dan pemanis gula atau yang lebih dikenal dengan kinco.
(Irva Febriani/Batik TV)
Sejumlah pedagang mengaku, mereka tetap meramaikan momen syawalan dengan tetap berjualan lopis, namun dengan ditiadakan tradisi syawalan tersebut sangat berpengaruh terhadap penjualan lopisnya.
Diakui oleh Tri salah seorang penjual lopis, biasanya H-2 tradisi lopis dagangannya sudah banyak diburu masyarakat bahkan bisa menjual hingga 100 buah lopis perharinya. Dan pada penjualan tahun ini mengalami penurunan omset hingga 50 persen.
Untuk satu buah lopis dijual dengan harga kisaran 8-10 ribu rupiah, namun jika ingin menambah kenikmatan rasa lopis tersebut, anda bisa membeli lopis yang sudah dipotong kecil-kecil oleh penjualnya dengan dilengkapi parutan kelapa dan pemanis gula atau yang lebih dikenal dengan kinco.
(Irva Febriani/Batik TV)