Tugu Perjuangan, Media Untuk Tanamkan Nilai Patriotisme

kota Pekalongan - Staf Khusus Kementerian Ketenagakerjaan, Caswiyono Ruysdie Cakrawangsa menyatakan ditengah situasi modern seperti saat ini, generasi muda harus tetap menanamkan dan memiliki nilai-nilai patriotisme. Belakangan ini, banyak anak-anak muda yang justru lupa terkait nilai-nilai perjuangan dan sejarah perjalanan para pejuang dalam meraih kemerdekaan.

Demikian disampaikan Caswiyono Rusydie Cakrawangsa, disela-sela menghadiri peresmian Tugu Perjuangan Pekalongan yang diresmikan oleh Kasad TNI AD Jenderal Dudung Abdurachman, dan dihadiri inisiator Tugu Perjuangan Pekalongan Habib Luthfi bin Ali Yahya, dan sejumlah pejabat utama TNI AD, Mabes Polri, Polda Jateng, Kodam IV/Diponegoro, Forkompinda Kota Pekalongan, dan para tokoh agama dan masyarakat di kawasan Stadion Hoegeng Kota Pekalongan, Rabu 19 Juli 2023.

Menurut caswiy Keberadaan Tugu Perjuangan Pekalongan ini merupakan terobosan yang bagus, yang diinisiasi oleh Habib Luhfi. Ini menjadi tonggak penting bagi masyarakat untuk mengingat kembali peristiwa bersejarah di Pekalongan, terutama pertempuran 3 Oktober 1945. Peristiwa ini, banyak anak-anak muda yang lupa, bahkan tidak mengerti. Maka tugu ini hadir untuk mengingat kembali peristiwa penting, sehingga memunculkan nilai kepahlawanan dan patriotisme di kalangan anak muda.

Dirinya berharap, adanya tugu perjuangan, seluruh elemen masyarakat, baik pemerintah, masyarakat sipil dan seluruh pihak, terutama anak-anak muda, agar dapat merawat, menjaga dan mengembangkannya. Dan, tentu, lanjut dia, mensyiarkan terkait keberadaan tugu perjuangan dimaksud, sebagai momentum membangkitkan kembali rasa nasionalisme.

Disinggung terkait nilai tantangan perjuangan diera sekarang, Caswi, begitu ia akrab disapa menurutnya, stantangan dimasa lalu dan masa sekarang sudah barang tentu berbeda. Jika dahulu ada kolonialisme fisik, tetapi saat ini jangan dianggap tidak ada kolonialisme.

Caswiy juga menyinggung bahwa Kolonialisme diera sekarang mengepung kita dengan bentuk yang lain. Baik kolonialisme ekonomi, kebudayaan, dan lainnya.

Oleh sebab itu, lanjut dia, perlu memperkuat dan membangun kembali rasa nasionalisme, untuk menjaga pengaruh-pengaruh luar yang tidak sesuai dengan kebudayaan Indonesia. Hal itu, menurutnya harus terus dilawan, dengan patriotisme yang tinggi.(Seiv/BatikTV)