WEBINAR IMPLEMENTASI SEKOLAH RAMAH ANAK MENUJU NEW NORMAL

Masih dalam rangkaian peringatan Hari Anak Nasional, Pemerintah kota Pekalongan menggelar kegiatan webinar implementasi sekolah ramah anak menuju new normal senin 27 juli 2020 yang bertempat di ruang posko covid center. Dalam kegiatan ini hadir walikota Pekalongan HM Saelany Machfudz didampingi oleh Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) kota Pekalongan Soesilo.

HM Saelany Machfudz menyampaikan bahwa Sejalan dengan perkembangan pembangunan saat ini pengembangan kabupaten atau kota menuju layak anak atau KLA terus digalakkan, hal ini terbukti dari banyaknya kabupaten atau kota yang telah mengembangkan inisiasi sekolah ramah anak. Hal ini dilakukan karena sekolah ramah anak merupakan indikator KLA yang menjadi bagian terpenting diterbitkannya kebijakan sekolah ramah anak sebagai upaya dari pemenuhan hak-hak anak terpenuhi.

Salah satu tujuan disusunnya kebijakan sekolah ramah anak adalah untuk memenuhi, menjamin dan melindungi hak-hak anak serta memastikan bahwa satuan pendidikan mampu mengembangkan minat, bakat dan kemampuan serta mempersiapkan anak untuk bertanggung jawab kepada kehidupan yang toleran, saling menghormati dan bekerja sama untuk semangat perdamaian. Satuan pendidikan diharapkan tidak hanya melahirkan generasi yang cerdas secara intelektual saja namun juga melahirkan generasi yang cerdas secara emosional dan spiritual. Perlu diingat bahwa sekolah ramah anak bukanlah membangun sekolah baru namun mengkondisikan sekolah menjadi nyaman bagi anak serta memastikan sekolah memenuhi hak anak dan melindunginya karena sekolah menjadi rumah kedua bagi anak.

Sementara itu, Nur Agustin selaku kepala bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak DPMPPA menjelaskan peserta webinar ini adalah kepala sekolah atau yang mewakili dari TK, SD, SMP, SMA/SMK kota Pekalongan yang melibatkan kurang lebih 200 sekolah. Agustin menjelaskan dari banyaknya indikator, indikator kasus kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan diharapkan tidak terjadi lagi.

(Trias Widya/Batik TV)