​Wujud Pelestarian Kebudayaan Lokal, Dindik-Museum Batik Ajak 3000 Pelajar SD Membatik

Batik merupakan salah satu warisan budaya adiluhung bangsa Indonesia yang patut diabadikan dan dijaga keberlangsungannya. Seiring dengan perkembangan zaman, batik pun ikut berkembang menjadi kebudayaan lokal yang hampir ada di seluruh wilayah Indonesia, tidak terkecuali di Kota Pekalongan. Sebagai wujud pelestarian batik, Dinas Pendidikan Kota Pekalongan bekerjasama dengan Museum Batik Pekalongan mengajak 3000 pelajar tingkat Sekolah Dasar membatik melalui Kegiatan Pelatihan Membatik Siswa SD se-Kota Pekalongan yang digelar di Museum Batik Kota Pekalongan, Selasa (3/3/2020).

Saat membuka pelatihan membatik tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Drs. Soeroso,MPd mengungkapkan bahwa Kota Pekalongan merupakan ‘World’s City of Batik. UNESCO juga telah menetapkan batik sebagai salah satu warisan budaya tak benda asal Indonesia. Oleh karena itu, seluruh elemen masyarakat Kota Pekalongan berkewajiban untuk merawat keberlangsungannya.

“Kita semua memiliki kewajiban untuk merawatnya, salah satunya mengembangkan melalui pendidikan. Maka, Dinas Pendidikan sesuai tupoksinya memiliki kewenangan yang sama untuk melestarikan membatik itu melalui pendidikan di sekolah. Di Kota Pekalongan sudah ada kurikulum lokal membatik, sehingga kami melengkapi apa yang sudah dilaksanakan di sekolah dengan mengajak pelajar SD datang ke Museum Batik dan mempraktekkan apa yang telah didapat selama ini di sekolah,” terang Soeroso.

Menurut Soeroso, selain para pelajar mampu mengapresiasi dan mengenal lebih dalam mengenai proses membatik, mereka juga ikut serta dalam mengantisipasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan obat batik yang tidak ramah lingkungan.

“Mereka tidak hanya diajak mempraktekkan membatik, namun juga dikenalkan mengenai bahan-bahan batik seperti pewarna alam yang ramah lingkungan, sehingga mereka bisa turut andil peduli lingkungan sekitar dengan menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan jika suatu saat mereka bercita-cita menjadi pelaku usaha batik di Kota Pekalongan,” tegas Soeroso.

Ditambahkan Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar, Unang Suharyogi, Spd,MM menjelaskan bahwa pelatihan membatik yang menyasar 3000 pelajar ini merupakan program rutin setiap tahun dari Dinas Pendidikan Kota Pekalongan untuk membekali anak-anak mengenai penguasaan keterampilan membatik.

“Kegiatan ini merupakan program rutin tahunan yang sudah berjalan memasuki tahun keempat. Pasalnya, sesuai amanat dari penghargaan UNESCO, batik sebagai warisan budaya ini kita pertahankan supaya batik tetap ada, tetap lestari. Kemudian di Kota Pekalongan harapannya juga terus ada regenerasi membatik, sehingga mereka mampu mengimplementasikan dengan program kegiatan pembelajaran anak di sekolah, walaupun mereka telah menerima muatan lokal di kelasnya, mereka perlu juga mempraktekkan langsung penguasaan batik tersebut,” jelas Unang.

Adapun pelatihan membatik ini, lanjut Unang, berlangsung selama kurang lebih sebulan ke depan, yakni 3 Maret-22 April 2020 dimana setiap harinya pelatihan membatik ini diikuti 100 siswa dari 3 sampai 4 SD se-Kota Pekalongan dan rata-rata siswa tersebut masih duduk di bangku kelas 4 dan 5. 

“Setiap tahun kami menargetkan 3000 pelajar dimana dalam pelatihan membatik yang berlangsung selama 30 hari atau sebulan ini setiap harinya ada 100 pelajar dari perwakilan SD baik negeri dan swasta se-Kota Pekalongan yang akan kami latih membatik secara bergantian. Mereka akan dibimbing secara langsung oleh petugas Museum Batik mengenai proses-proses pembuatan membatik dengan harapan budaya membatik ini tidak hilang di generasi muda kita,” pungkas Unang.